Kamis, 19 Mei 2022

EMPAT CARA GURU MEMBUAT PERBEDAAN PADA MOTIVASI DAN KETERLIBATAN SISWA

Oleh Agung Prayoga

(Wellbieng Series)

 

Mengatakan bahwa guru memiliki dampak signifikan pada motivasi dan keterlibatan siswa bukanlah hal yang kontroversial, juga tidak mencerahkan. Truk dapat diisi dengan makalah penelitian yang menunjukkan hal ini.

 

Latihan yang lebih informatif adalah menggali bagaimana guru memengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa. Ini memberikan arahan praktis bagi para pendidik yang berusaha mempertahankan siswa yang termotivasi dan terlibat dan untuk lebih mendukung siswa yang tidak termotivasi.

 

Ada empat cara guru membentuk motivasi dan keterlibatan siswa:

 

1.       Mengetahui dan menargetkan bagian-bagian penting dari motivasi dan keterlibatan;

2.       Menerapkan strategi instruksional yang meningkatkan motivasi dan keterlibatan;

3.       Membangun hubungan guru-murid yang baik; dan,

4.       Berpartisipasi dalam pembelajaran profesional berkualitas tinggi yang secara sengaja berfokus pada motivasi dan keterlibatan

 

Mengetahui dan menargetkan bagian-bagian penting dari motivasi dan keterlibatan

Motivasi dan keterlibatan bersifat multidimensi. Mengetahui komponen utama mereka sangat penting untuk mempertahankan motivasi dan kekuatan keterlibatan siswa dan mengatasi kesulitan motivasi dan keterlibatan yang mungkin dimiliki siswa.

 

Lebih dari 20 tahun yang lalu, saya mengembangkan Roda Motivasi dan Keterlibatan sebagai cara bagi pendidik untuk memahami bagian positif dan negatif dari motivasi dan keterlibatan siswa.



Motivation and Engagement Wheel (reproduced with permission and downloadable from www.lifelongachievement.com)]

Seperti yang dapat dilihat, Roda memiliki empat tema menyeluruh, masing-masing terdiri dari aspek motivasi dan keterlibatan khusus.

 

Motivasi Positif

Keyakinan diri           :  keyakinan dan keyakinan siswa pada kemampuan mereka untuk memahami atau  mengerjakan tugas sekolah dengan baik.

Menilai                      :  seberapa besar siswa percaya apa yang mereka pelajari di sekolah berguna, relevan, bermakna, dan penting.

Fokus pembelajaran  :  tertarik untuk belajar, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan, memahami hal-hal baru, dan melakukan pekerjaan dengan baik untuk kepentingannya sendiri dan bukan hanya untuk penghargaan atau nilai.

 

Keterlibatan Positif

 

Perencanaan dan pemantauan    :  seberapa banyak siswa merencanakan tugas, pekerjaan rumah dan belajar, dan seberapa banyak mereka melacak kemajuan mereka.

Manajemen tugas                       :  bagaimana siswa menggunakan waktu belajar atau pekerjaan rumah mereka, mengatur jadwal belajar atau pekerjaan rumah, dan memilih dan mengatur di mana mereka belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah.

Kegigihan                                   :  seberapa banyak siswa terus berusaha mencari jawaban atau memahami suatu masalah, bahkan jika masalah itu sulit atau menantang.

 

Motivasi Negatif

Kecemasan                    : sejauh mana siswa merasa gugup dan/atau khawatir ketika mereka memikirkan atau mengerjakan tugas sekolah, tugas, atau ujian.

Penghindaran kegagalan :  ketika alasan utama siswa mengerjakan tugas sekolah mereka adalah untuk menghindari berbuat buruk atau mengecewakan orang lain.

Kontrol tidak pasti         :  ketika siswa tidak yakin bagaimana melakukannya dengan baik atau bagaimana menghindari melakukan yang buruk.

 

Keterlibatan Negatif

Sabotase diri    : ketika siswa melakukan hal-hal yang mengurangi keberhasilan mereka di sekolah, seperti menunda-nunda atau menginvestasikan sedikit atau tanpa usaha ketika penilaian atau kinerja mendekat.

Disengagement :  pikiran dan perasaan siswa untuk menyerah, memisahkan diri dari sekolah dan pekerjaan sekolah, dan ketidakberdayaan.

 

Tugas guru adalah mengetahui di mana siswa mereka duduk di setiap bagian Roda dan kemudian meningkatkan motivasi positif dan faktor keterlibatan dan mengurangi yang negatif. Saya telah mengembangkan sumber daya untuk menilai siswa di Roda (Skala Motivasi dan Keterlibatan) dan untuk membantu siswa meningkatkan setiap bagian Roda (Program Pendorong Motivasi dan Keterlibatan Siswa).

 

Menerapkan Strategi instruksional

Cara guru mengajar juga memengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa. Selama beberapa dekade telah terjadi pergumulan antara instruksi eksplisit dan pengajaran konstruktivis (misalnya, pembelajaran penemuan). Saya telah mengusulkan Instruksi Pengurangan Beban (Load Reduction Instruction/LRI) untuk mendapatkan keseimbangan optimal antara kedua pendekatan ini. LRI memiliki lima prinsip untuk memandu pengajaran:

 

1.       Mengurangi kesulitan pada tahap awal pembelajaran, sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa yang ada;

2.       Memberikan dukungan instruksional dan perancah selama pembelajaran;

3.       Berikan waktu yang cukup untuk latihan terstruktur, latihan, dan revisi;

4.       Memberikan feedback-feedforward yang menunjukkan kepada siswa bagaimana cara meningkatkan; dan,

5.       Dorong praktik mandiri dan otonomi terbimbing ketika siswa telah memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

 

Ketika guru menerapkan lima prinsip ini, siswa lebih mungkin untuk mengikuti pelajaran, lebih mungkin untuk memahami apa yang diajarkan, dan lebih kecil kemungkinannya untuk tersesat atau bingung. Ini memicu motivasi dan keterlibatan mereka. Penelitian menggunakan Skala Motivasi dan Keterlibatan telah menunjukkan bahwa LRI meningkatkan dimensi utama motivasi dan keterlibatan siswa (Martin & Evans, 2018).

 

Membangun hubungan guru-murid yang baik

Guru juga memengaruhi motivasi dan keterlibatan melalui hubungan yang mereka bangun dengan siswa mereka. Sekali lagi, dengan menggunakan Skala Motivasi dan Keterlibatan, penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan positif guru dengan siswa menghasilkan skor yang lebih tinggi pada faktor motivasi dan keterlibatan positif dan skor yang lebih rendah pada faktor negatif (Martin et al., 2009). Saya telah mengembangkan Instruksi Penghubung sebagai sarana praktis bagi para guru untuk menanamkan hubungan yang berkualitas ke dalam kursus pedagogi sehari-hari. Ada tiga hubungan kunci yang perlu dikembangkan dalam Connective Instruction:

 

1.       Hubungan interpersonal – dikembangkan melalui kehangatan dan dukungan emosional;

2.       Hubungan substantif – dikembangkan melalui konten dan tugas yang melibatkan dan terhubung dengan siswa; dan,

3.       Hubungan pedagogis – dikembangkan melalui komunikasi guru dan penjelasan materi pelajaran.

 

Berpartisipasi dalam pembelajaran profesional berkualitas tinggi

Pembelajaran profesional (seperti dalam pelayanan) penting untuk meningkatkan hasil pendidikan siswa, termasuk motivasi dan keterlibatan mereka. Sayangnya, kualitas pembelajaran profesional dapat bervariasi. Ada banyak alasan untuk ini, tetapi tiga yang perlu diperhatikan: Seringkali ada basis bukti yang buruk yang mendukung pembelajaran profesional; terlalu umum, kurang konkret dan spesifik; dan biasanya hanya sekali dan berumur pendek.

 

Di sinilah pembelajaran profesional yang berfokus pada Roda dapat membantu. Pertama, ia memiliki dasar teoretis dan bukti yang kuat. Kedua, secara khusus mengidentifikasi bagian-bagian kunci dari motivasi dan keterlibatan yang perlu diperhatikan oleh guru. Ketiga, sebagai kerangka multidimensi, pembelajaran profesional berkelanjutan dapat dilakukan sehingga guru dapat bekerja secara sistematis melalui setiap bagian Roda.

 

Sebuah pemikiran terakhir

Motivasi dan keterlibatan dapat dipelajari dan diubah. Melalui empat pendekatan praktis di atas, guru dapat merasa lebih percaya diri dalam mendukung siswa yang termotivasi, terlibat, dan bepergian dengan baik – dan mendukung mereka yang sedang berjuang dengan lebih baik.

 

 

-----------------------------------------------------------

References

Martin, A. J., Marsh, H. W., McInerney, D. M., & Green, J. (2009). Young people's interpersonal relationships and academic and nonacademic outcomes: Scoping the relative salience of teachers, parents, same-sex peers, and opposite-sex peers. Teachers College Record, 111, 13. https://www.researchgate.net/publication/281156323_Young_people's_interpersonal_relationships_and_academic_and_nonacademic_outcomes_Scoping_the_relative_salience_of_teachers_parents_same-sex_peers_and_opposite-sex_peers

 

Martin, A.J., & Evans, P. (2018). Load Reduction Instruction: Exploring a framework that assesses explicit instruction through to independent learning. Teaching and Teacher Education, 73, 203-214. https://www.researchgate.net/publication/324684073_Load_Reduction_Instruction_Exploring_a_Framework_that_Assesses_Explicit_Instruction_through_to_Independent_Learning

 

Sumber lebih lanjut:

Motivation and Engagement: Martin, A.J. (1999-22). Motivation and Engagement Scale; Motivation and Engagement Student Booster; Motivation and Engagement Staff Trainer. www.lifelongachievement.com

 

Load Reduction Instruction in Practice: Martin, A. (2018). Integrating explicit instruction with independent learning: Load Reduction Instruction (LRI). Australian Educational Leader, 40(2), 36-39. https://www.researchgate.net/publication/327337595_Integrating_explicit_instruction_with_independent_learning_Load_Reduction_Instruction_LRI_In_%27Australian_Educational_Leader%27

 

Teacher-Student Relationships in Practice: Martin, A.J. (2013). Connective Instruction Worksheets. https://lifelongachievement.com/pages/download-corner .

 

More research and practice publications on topics discussed in this article can be accessed via Andrew Martin’s ResearchGate account: https://www.researchgate.net/profile/Andrew-Martin-22

 

 

-------------------------------------

Diterjemahkan dari “Four ways teachers make a difference to students’ motivation and engagement” oleh Andrew Martin

Senin, 14 Maret 2011

MATERI PENDALAMAN IPS

Menurut Raucek dan Warren, Interaksi adalah suatu proses melalui tindakan balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain.

Bentuk interaksi sosial terdiri atas beberapa bagian antara lain: Imitasi (meniru orang lain), identifikasi (menjadikan sama dengan orang lain), Sugesti (pengaruh yang bersifat psikis/psikologi), motivasi (dorongan untuk melakukan suatu perbuatan), Simpati (perasaan atau sikap ketertarikan karena suatu hal), empati (perasaan haru/peka terhadap orang lain).

Jenis interaksi ini pun juga bermacam-macam, antara lain: indivdu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok (contohnya carilah sendiri.)

Interaksi social dapat terjadi jika memenuhi syarat yaitu: adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak social terbagi menjadi 2, yaitu kontak social primer (tatap muka langsung atau menggunakan gerak tubuh) dan kontak social sekunder (menggunakan sarana). Kontak sosial sekunder terbagi menjadi dua yaitu, langsung dan tak langsung.

Komunikasi juga terbagi menjadi 2 bagian:

1. Komunikasi verbal (menggunakan kata-kata langsung)

2. Komunikasi non verbal (menggunakan bahasa iklan spt pamflet, reklame)

Oleh karena itu komunikasi baik verbal maupun non verbal harus mengacu pada beberapa syarat. Masih ingat khan syarat-syarat komunikasi? Sebutkan kalau masih ingat.

Nilai adalah ukuran baik dan buruk sesuatu. Menurut Alvin L Bertrand Nilai adalah suatu kesadaran dan emosi yang relatif lama hilang terhadap suatu objek, gagasan atau orang, Pengertian ini selalu berhubungan erat dengan norma, yaitu aturan-aturan mendasar yang telah disepakati oleh masyarakat dan memiliki sanksi bagi yang melanggarnya. Ada norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma kebiasaan dan norma hukum. Biasanya norma-norma macam ini tidak dalam bentuk tertulis seperti adat istiadat. Tetapi norma hukum tampil dengan bentuk tulisan, apalagi ia paling tegas menjatuhkan sanksinya.

Menurut Notonegoro nilai kerohanian dibagi menjadi empat yaitu :Nilai etika, Nilai kebenaran, Nilai religius, Nilai estetika.

Penjelajahan samudera merupakan kegiatan bangsa Eropa pada abad 17 yang pada dasarnya bertujuan untuk membuktikan bahwabumi itu bulat dan matahari sebagai pusat tata surya sebagaimana Nicolaous Copernicus membuat terori ini dan ditentang oleh gereja barat saat itu. Negara-neara yang melakukan penjelajahan samudera dan berhasil mencapai Indonesia pertama kali adalah Portugis di Maluku. Kemudian disusul oleh Belanda di Banten yang dipimpin oleh Cornelis d’ Houtman. Kedatangan Belanda di Indonesiapun kemudian ditentang oleh banyak kalangan. Apalagi sejak Daendels memerintah di Jawa dengan membangun jalan dari Anyer hingga Panarukan untuk mengangkut hasil bumi ke luar negeri. Kesulitan menghadapi bangsa pribumi mulai dirasakan oleh Belanda. Maka sejak perang melawan Diponegoro, Belanda mulai melancarkan siasat yang disebut dengan Benteng Stelsel agar pasukan Diponegoro tidak dapat menembus pertahanan Belanda di Jawa.

Sejak terjadi perubahan peta politik di Belanda, sikap Belanda mulai lunak terhadap Indonesia, dengan mendirikan sekolah dalam rangka politik etis (politik balas budi) Belanda mengajarkan ilmu pengetahuan kepada bangsa pribumi. Hal ini dilakukan sebenarnya dalam rangka mendapatkan tenaga kerja yang murah upahnya.

Macam kebutuhan ada tiga. Primer (pokok), Sekunder (tambahan), dan Tersier (pelengkap/mewah). Dari kebutuhan itu, barang menurut keadaannya terbagi menjadi 2:

1. Barang Komplementer (barang dapat digunakan jika barang lain ada, contoh kompor dengan minyak tanah, sepeda motor dengan premium)

2. Barang substitusi (barang yang menggantikan fungsi barang lain yang tidak ada, lampu minyak dengan lilin).

Sistem Perekonomian di Indonesia terbagi atas beberapa bagian besar, yaitu,

1. Sistem Ekonomi Tradisional (menggunakan alat yang sederhana),

2. Sistem Ekonomi Liberal (pelaku ekonomi bebas mengembangkan usahanya),

3. Sistem Ekonomi Terpusat/Komando (terpusat pada pemerintah),

4. Sistem Ekonmi Campuran (gabungan dari berbagai macam sistem ekonomi).

Sementara kegiatan ekonomi ada 3:

1. Produksi (yang melakukan disebut dengan produsen),

2. Konsumsi (yang melakukan disebut dengan konsumen)

3. Distribusi (yang melakukan disebut dengan distributor).

Sifat Kebudayaan:

1. dinamis (dapat berkembang sesuati dengan perubahan jaman)

2. adaptis (dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan yang ada)

3. integrative (dapat menyatu dengan lingkungan dan meleburkan diri dengan lingkungan perkembangannya)

4. statis (tidak memiliki perubahan, sulit untuk berubah)

Proses perkembangan Kebudayaan:

1. Akulturasi: Proses bersatunya kebudayaan yang satu dengan yang lain sehingga muncul kebudayaan baru dengan tidak meninggalkan kebudayaan lama

2. Asimilasi Proses bersatunya kebudayaan yang satu dengan yang lain sehingga muncul kebudayaan baru sedangkan kebudayaan lama telah menyatu/meleburkan diri.

3. Rejeksi: Penolakan suatu kebudayaan karena faktor-faktor tertentu karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif tertentu.

Minggu, 06 Februari 2011

Kisi Ulangan Akhir Semester Ganjil

SMIP TUMAPEL MALANG.

Tahun pelajaran 2010-2011

1. Menyebutkan yang bukan merupakan definisi rapat.

2. Istilah Pertemuan yang dilakukan dengan orang banyak yang memanfaatkan teknologi informatika.

3. Model surat yang cocok untuk undangan

4. Hal-hal pertama yang harus dilakukan ketika mempersiapkan rapat

5. alat yang biasa digunakan untuk menampilkan presentasi secara atraktif yaitu ...

6. Istilah pengaturan ruangan rapat yang memfokuskan semua peserta rapat ke depan

7. Identifikasikan bagi peserta rapat

8. Menyebutkan hal yang paling urgent, diluar kendali rapat yang berdampak selama rapat berlangsung

9. Proses komunikasi yang tidak boleh ditinggalkan, yang berhubungan dengan pelaksanaan rapat

10. Panitia yang berfungsi sebagai pengarah tanpa harus terjun langsung

11. Departemen hotel yang menangani rapat/seminar

12. Kegiatan customer untuk mendaftarkan permintaannya untuk memanfaatkan hotel

13. Form yang digunakan pihak hotel yang menerima permintaan customer

14. Jenis pembayaran terhadap pemanfaatan hotel sebagai tempat rapat yang lebih tepat.

15. Uang muka sebagai tanda jadi yang diberikan customer kepada pihak hotel

16. Pihak hotel yang bertanggunjawab atas kelancaran acara pertemuan menunjuk staff.

17. Harga yang disepakati terhadap pemanfaatan hotel biasanya sudah termasuk ...

18. Istilah tempat pertemuan di hotel

19. Hal-hal yang membuat konsumen nyaman rapat/pertemuan hotel

20. Tempat yang berfungsi sebagai alat komunikasi keperluan konsumen

21. Kebutuhan customer dalam kegiatan rapat

22. Hiasan / keserasian dalam acara rapat

23. Fasilitas yang tanpa meminta dan diberikan secara bersamaan dengan fasilitas yang lain.

24. Pelayanan tambahan/eksta tanpa dipungut biaya selama memanfaatkan fasilitas hotel

25. Fasilitias umum yang dapat digunakan customer ketika saat selama rapat/pertemuan berlangsung

26. Fungsi Agenda

27. Alat elektronik yang harus disiapkan sebelum rapat dimulai

28. Fungsi dari risalah rapat secara umum

29. Berikut ini adalah komponen-komponen dalam risalah rapat

30. Menyebutkan jenis-jenis rapat yang membutuhkan pengaturan.

31. Menyebutkan hal-hal apa saja yang harus disiapkan untuk keperluan rapat

32. Membuat surat rapat membahas evaluasi kegiatan satu tahun.

33. Menggambar bentuk-bentuk posisi meja untuk rapat.

34. Membuat/mengisi Function Order

-----o0o-----

Jumat, 14 Januari 2011

SIKAP GURU TERHADAP MURIDNYA

1. Mengajar ntuk mendapatkan keridhoan Allah

2. Jangan merasa enggan mengajari murid/siswa yang tidak tulus karena dia masih dapat diharapkan untuk berubah.

3. Sering memberikan motivasi siswa untuk berlomba-lomba mencari ilmu.

4. Mengharap bagi muridnya apa yang juga sangat dia harap bagi dirinya sendiri.

5. Memberikan ungkapan yang mudah untuk dmengerti dalam pembelajaran dengna penuh kecermatan.

6. Berusaha keras mendorong murid/siswa untuk mempelajari dan memahami materi pelajaan dengan mendekatkan makna yang ditangkap, tidak terlalu banyak menyampaikan materi sehingga tidak dapat ditampung oleh mereka (siswa)

7. Uji pemahaman siswa dengan melempar pertanyaan dan siswa diminta ntuk menjawab atau menjelasakan sesuai dengan konsep yang telah dipahaminya.

8. Dalam kurun waktu tertentu, boleh meminta siswa untuk mengulang kembali sebagian materi yang telah dipahami.

9. Jangan meminta siswa untuk memperlajari suatu materi yang belum bisa dijangkau pemikirannya.

10. Jangan melebihkan kasih saying terlalu lebih terhadap seorang murid di hadapan murid-murid lainnya.

11. Mengawasi kondisi siswa dalam hal adab, skap dan perilakunya yang lahr maupun yang batin.

12. Berusaha untuk membantu mewujidkan kebaikan bagi murid-muridnyadan menjaga focus mental mereka, menolong mereka untuk memanfaatkan segala ang ia miliki seperti status social maupun harta (jika mampu untuk itu)

13. Bersikap rendah hati kepada semua murid dan orang-orang yang di bawah bimbingannya.

Adab Seorang Guru

Guru, sejenak ketika diperhatikan, pekerjaan ini amatlah mudah dilakukan oleh siapa saja, termasuk yang tidak berpendidikan. Tetapi tidak demikian halnya, karena mengajarkan sesuatu tidak hanya memberikan informasi kepada orang lain tetapi juga memberikan pengertian, pemahaman serta penekanan terhadap aspek tertentu sehingga siswa dapat menyerap ilmu yang diberikan, terlebih lagi dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, di dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan adalah adab-adab sebagai berikut:

1. Menjaga kedekatan hubungan guru dengan murid. Proses transformasi ilmu dari guru ke murid bergantung sampai sejauh mana hubungan guru dengan murid dekat. Pengertian dekat di sini adalah tidak ada rasa canggung bagi guru untuk memberikan ilmunya kepada murid sesuai dengan tingkatan pemahamannya, sehingga guru akan mengetahui hingga sejauh mana siswa dapat menyerap ilmunya atau justru pada saat tertentu ia mengalamai kesulitan. Jika demikian halnya, maka guru akan dengan cepat mengambil sikap. Kedekatan ini akan menjadikan guru menghadapi murid-muridnya dengan kasih sayang

2. Niat Mengajar. Mengajar adalah profesi. Ungkapan itu sah-sah saja. Karena disebut profesi maka yang melakukannya akan mendapat imbalan yang pantas untuk setiap keringat yang ia teteskan secara profesional. Tetapi jika semata-mata untuk mengharapkan imbalan, maka akan terjadi stress yang luar biasa jika imbalan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Ujung-ujungnya adalah bekerja seenak hatinya. Inilah salah satu pangkal dari kerusakan sistem pendidikan yang terjadi dalam kurun dekade saat ini.

3. Kejujuran.

4. Kesabaran.

Otoritatif. Guru memiliki otoritas terhadap ilmu yang dikuasainya.

EMPAT CARA GURU MEMBUAT PERBEDAAN PADA MOTIVASI DAN KETERLIBATAN SISWA Oleh Agung Prayoga ( Wellbieng Series )   Mengatakan bahwa gu...